BREAKING NEWS

BNPB: 10 Korban Ponpes Al Khoziny Masih Hilang

Proses Evakuasi di Pondok Pesantren Al Khoziny Masuki Tahap Akhir

Proses evakuasi akibat runtuhnya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, kini memasuki tahap akhir. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Budi Irawan, menyampaikan bahwa saat ini hanya tersisa sepuluh orang yang masih dalam pencarian di antara puing-puing bangunan.

Tim evakuasi berupaya keras untuk menyelesaikan pembersihan dan proses evakuasi korban secepat mungkin. “Hari ini kita harapkan akan selesai pembersihan dan evakuasi,” ujar Budi pada Senin, 6 Oktober 2025.

Menurut data terbaru, BNPB telah mengidentifikasi 53 korban meninggal hingga pukul 14.45 WIB hari ini. Berdasarkan daftar nama orang hilang yang dirilis oleh pengurus Ponpes Al Khoziny, masih ada sekitar 10 korban yang tertimbun reruntuhan dan sedang dalam proses pencarian.

Selain itu, terdapat enam korban luka yang saat ini masih menjalani perawatan medis. Sementara itu, sebanyak 96 orang telah selesai mendapatkan perawatan, dan satu orang tidak memerlukan penanganan lanjutan.

Temuan Potongan Tubuh dan Identifikasi Korban

Tim search and rescue (SAR) gabungan berhasil menemukan lima potongan tubuh di antara reruntuhan. Potongan-potongan tubuh tersebut kini sedang dalam tahap identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.

Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, runtuh pada Senin, 29 September 2025, pukul 15.00 WIB. Saat kejadian, para santri putra sedang melaksanakan salat asar berjemaah di lantai dasar, sementara bangunan memiliki empat lantai. Pembersihan puing dan evakuasi korban terus dilakukan hingga sepekan setelah peristiwa tersebut.

Investigasi Kelalaian Konstruksi Dilakukan

Setelah proses evakuasi rampung, Kepolisian Daerah Jawa Timur akan melakukan investigasi terhadap dugaan kelalaian manusia dalam peristiwa runtuhnya pondok pesantren tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencari tahu penyebab pasti dari kejadian tersebut.

“Indikasi awal penyebab runtuh akan dijelaskan oleh tenaga ahli agar valid secara ilmiah. Jadi, sabar dulu, kita selesaikan evakuasi korban,” ujar Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal Nanang Avianto, dalam keterangan tertulis, Ahad, 5 Oktober 2025.

Menurut Anang, kesimpulan mengenai dugaan kelalaian konstruksi hanya bisa dilakukan oleh ahli. Hal ini masih dalam proses penelitian. Adapun polisi telah memanggil sejumlah saksi yang sebagian besar adalah santri dari pondok pesantren tersebut.

Kesimpulan

Proses evakuasi di Pondok Pesantren Al Khoziny terus berlangsung dengan semangat dan komitmen tinggi dari berbagai pihak terlibat. Meskipun situasi sangat sulit, upaya yang dilakukan menunjukkan dedikasi untuk menemukan korban dan memberikan bantuan yang diperlukan. Selain itu, investigasi terhadap penyebab runtuhnya bangunan juga menjadi prioritas utama untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image