BREAKING NEWS

Kompetisi Rencana IPO 2025 dengan Realisasi 2024, Harga Terus Meningkat

Tren IPO di Indonesia pada 2025

Jumlah perusahaan yang mencatatkan penawaran saham perdana ke publik (initial public offering/IPO) pada 2025 tergolong sepi. Namun, nilai IPO tahun ini tetap menanjak. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga akhir kuartal III/2025 baru 23 perusahaan merealisasikan IPO. Jumlah perusahaan tersebut jauh dari target BEI sepanjang tahun sebanyak 66 perusahaan.

Jumlah realisasi IPO juga di bawah capaian 2024 sebanyak 41 perusahaan. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkap, meski jumlah perusahaan lebih mini, kemampuan menggalang dana publik lebih besar. Tercatat nilai IPO ytd telah melampaui capaian sepanjang 2024.

Sampai kuartal III/2025, BEI mencatat total dana yang dihimpun dari IPO mencapai Rp15,1 triliun. Angkanya lebih tinggi dibandingkan capaian keseluruhan 2024 sebesar Rp14,3 triliun. "Masih menunjukkan tren positif khususnya dari besar dana dihimpun, meski secara jumlah masih belum mencapai target yang ditetapkan," kata Nyoman dalam jawaban tertulis pada Jumat (3/10/2025).

Pengaruh Kondisi Global

Dia mengatakan secara umum, kondisi geopolitik global telah memengaruhi appetite perusahaan untuk IPO. Berdasarkan data World Federation of Exchanges, jumlah perusahaan tercatat di BEI tumbuh 0,95% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) per Agustus 2025, lebih tinggi dibandingkan bursa di Thailand, Filipina, Vietnam, maupun Singapura yang justru mencatat penurunan pertumbuhan jumlah perusahaan tercatat.

Pipeline IPO yang Masih Menanti

BEI sendiri mencatat hingga saat ini, masih terdapat 11 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham. Sebelas perusahaan tersebut bakal menyusul 23 perusahaan lain yang sudah listing di BEI sepanjang tahun berjalan 2025, termasuk PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK), serta PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS).

Berdasarkan asetnya, BEI mencatat pipeline IPO diisi oleh calon emiten berskala aset besar (di atas Rp250 miliar) sebanyak 4 perusahaan dan aset menengah (Rp50 miliar—Rp250 miliar) sebanyak 7 perusahaan. Sementara itu, sektor usaha yang mendominasi pipeline IPO ialah industri dasar, industrial, serta transportasi dan logistik.

"Sehubungan dengan 11 perusahaan yang berada di pipeline, fokus BEI tidak semata pada percepatan proses listing, melainkan juga pada persiapan kualitas agar setiap calon perusahaan tercatat memiliki aspek pemenuhan regulasi dan kepatuhan yang baik, going concern perusahaan yang terjaga serta dapat memberikan manfaat bagi stakeholder pasar modal," kata Nyoman.

Kesiapan Perusahaan untuk Listing

BEI pun menurutnya senantiasa menekankan bahwa perusahaan yang berhasil tercatat diharapkan tidak hanya mampu melaksanakan IPO dengan sukses, tetapi juga menjaga kinerja, keberlangsungan usaha, dan kepercayaan investor dalam jangka panjang.

Faktor Pendukung Tren IPO

Meskipun jumlah perusahaan yang melakukan IPO masih rendah, angka dana yang berhasil dikumpulkan menunjukkan adanya optimisme di kalangan investor. Hal ini bisa menjadi indikator bahwa meskipun jumlahnya sedikit, perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO memiliki potensi kuat untuk berkembang dan memberikan keuntungan jangka panjang.

Selain itu, BEI juga terus berupaya meningkatkan kualitas perusahaan yang akan melakukan IPO. Proses pemeriksaan dan persiapan dilakukan secara ketat agar setiap perusahaan yang terdaftar di BEI mampu menjaga reputasi dan kredibilitasnya. Dengan demikian, investor akan merasa lebih percaya dan siap berinvestasi dalam jangka panjang.

Masa Depan IPO di Indonesia

Dengan adanya 11 perusahaan yang masih berada dalam pipeline, BEI memiliki harapan bahwa jumlah perusahaan yang melakukan IPO pada tahun depan akan meningkat. Selain itu, peningkatan kualitas perusahaan yang akan listing juga diharapkan dapat meningkatkan minat investor dan menjaga stabilitas pasar modal.

Peningkatan ini juga akan membantu perekonomian nasional dengan meningkatkan likuiditas pasar dan memberikan peluang investasi yang lebih luas bagi masyarakat. Dengan begitu, Indonesia dapat terus berkembang sebagai pusat bisnis dan investasi yang stabil dan menarik.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image