BREAKING NEWS

Kemenag Sumbar Minta Masyarakat Bijak Sikapi Isu Kerukunan di Padang Sarai Kota Padang, Klaim Bukan konflik SARA

- Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Barat (Sumbar) meminta masyarakat bijak menyikapi insiden di Padang Sarai, Kota Padang, terkait pembubaran ibadah jemaat Kristen dan dugaan perusakan rumah doa, pada Minggu (27/7).

Plt Kakanwil Kemenag Sumbar, Edison menyampaikan keprihatinan atas peristiwa tersebut. Ia menegaskan pentingnya penyelesaian persoalan secara damai dan sesuai hukum.

“Kita sangat menyesalkan adanya peristiwa ini dan tindakan yang jauh dari norma-norma dalam hidup bersosial di masyarakat. Kita ini negara hukum, semua persoalan bisa diselesaikan dengan musyawarah dan aturan yang berlaku,” kata Edison dalam keterangannya, Senin (28/7).

Menurut Edison, insiden yang terjadi bukanlah konflik bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), melainkan murni persoalan sosial kemasyarakatan.

Ia mengapresiasi respons cepat Pemerintah Kota Padang dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam menangani situasi tersebut secara damai dalam waktu singkat.

“Kami memberikan apresiasi kepada Wali Kota Padang, Kakan Kemenag Kota Padang, FKUB, Forkopimcam Koto Tangah, serta tokoh masyarakat yang telah melakukan pertemuan dan menyepakati langkah-langkah konstruktif untuk menjaga suasana harmonis,” ucapnya.

Edison menjelaskan, mediasi antara warga Nias dengan warga RT 02 Teratai Indah dilaksanakan di Kantor Camat Koto Tangah hanya dalam waktu tiga jam sejak kejadian. 

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk hidup berdampingan secara damai dan mengakui bahwa permasalahan ini tidak berkaitan dengan isu agama atau etnis.

Hasil mediasi merekomendasikan beberapa poin penting, di antaranya komitmen warga keturunan Nias untuk menjalin hubungan harmonis dengan warga lokal serta penegasan bahwa insiden ini tidak boleh dikaitkan dengan isu SARA.

Lebih lanjut, Edison juga mengimbau para pemuka agama agar terus membina masyarakat dalam semangat kebersamaan dan toleransi.

“Walaupun berbeda suku, bahasa, dan agama, namun Allah Tuhan Yang Maha Esa menegaskan bahwa Islam sejatinya menjadi rahmat bagi seluruh alam,” pungkasnya.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image