Israel Melunak,Setop Pertempuran 10 Jam Sehari di Tiga Zona Guna atasi Krisis Pangan Gaza

–Perdana Menteri (PM) Israel, Benyamin Netanyahu, mengumumkan jeda taktis dalam pertempuran di tiga wilayah padat penduduk di Gaza untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan.
Dalam langkah ini, Netanyahu menyatakan akan mengizinkan PBB dan badan-badan bantuan internasional membuka rute darat yang aman guna menepis tuduhan internasional yang menyebut Israel sebagai biang keladi krisis kelaparan di Gaza.
Diketahui, selama 21 bulan terakhir, rumah sakit kekurangan pasokan medis, serta aliran listrik dan air bersih hampir tidak tersedia.
Sementara, dua juta warga menghadapi kelaparan ekstrem, kekurangan gizi, serta akses bantuan yang terbatas imbas aksi blokade yang dilakukan militer Israel terhadap rombongan truk bantuan jurusan Gaza di perbatasan.
Di mana setiap harinya, Israel hanya mengizinkan 73 truk yang masuk, padahal wilayah dengan 2,4 juta penduduk itu membutuhkan setidaknya 600 truk bantuan per hari untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Menolak tuduhan tersebut, Pemerintah Israel akhirnya sekapat menekan usulan Jeda Pertempuran 10 Jam Sehari di Tiga Wilayah Gaza.
Skema Jeda Pertempuran
Israel mulai memberlakukan jeda pertempuran terbatas selama 10 jam setiap hari di tiga wilayah padat penduduk di Gaza untuk memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan.
Militer Israel menyebut "jeda taktis" akan berlaku dari pukul 10 pagi hingga 8 malam di Kota Gaza, Deir al-Balah, dan Muwasi.
Ketiga wilayah tersebut dipilih karena menjadi jalur utama distribusi bantuan bagi lebih dari dua juta warga yang kini bergantung pada pasokan kemanusiaan.
Dalam pernyataannya, militer mengatakan telah berkoordinasi dengan PBB dan organisasi bantuan internasional untuk membuka rute darat yang aman.
"Langkah ini bertujuan meningkatkan skala bantuan yang masuk ke Jalur Gaza," bunyi pernyataan Militer Israel, dikutip dari AFP.
Kepala Organisasi kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, menilai keputusan tersebut bisa membuka peluang distribusi bantuan lebih besar jika dilakukan secara berkelanjutan.
Tetapi, ia memperingatkan hal itu mungkin belum cukup untuk menyelesaikan krisis
"Kelaparan tidak akan teratasi hanya dengan beberapa truk atau bantuan udara. Yang dibutuhkan adalah respons kemanusiaan yang nyata: gencatan senjata, akses penuh, semua penyeberangan dibuka, dan aliran bantuan yang stabil dan berskala besar ke Gaza," ujar Fletcher
"Kita membutuhkan gencatan senjata permanen, pencabutan pengepungan sepenuhnya, dan jaminan yang jelas bahwa ini bukan sekadar tindakan sementara. Saat ini, belum jelas bagaimana ini akan terwujud di lapangan," sambungnya.
PBB: Bantuan Via Udara ke Gaza Tak Efektif
Selain menjeda pertempuran, Israel juga mulai menyalurkan makanan melalui udara ke beberapa titik di wilayah tersebut.
Tetapi, PBB menilai pengiriman bantuan ke Gaza melalui udara tidak efektif untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang kian memburuk.
Mekanisme ini disebut hanya mampu menjangkau sebagian kecil populasi dan tidak sebanding dengan skala kebutuhan lebih dari dua juta penduduk yang menghadapi kelaparan ekstrem.
PBB menjelaskan, penjatuhan bantuan dari udara tidak dapat menggantikan distribusi darat dalam jumlah besar karena keterbatasan kapasitas muatan dan risiko keamanan.
Banyak paket bantuan jatuh di area yang tidak terjangkau warga, bahkan beberapa menimbulkan cedera karena tidak ada sistem pengaturan di darat.
"Bantuan udara hanya solusi darurat. Gaza membutuhkan ratusan truk setiap hari melalui jalur darat, bukan puluhan paket dari langit," kata seorang pejabat kemanusiaan PBB.
Organisasi itu menegaskan bahwa satu-satunya cara efektif menghentikan krisis adalah membuka akses darat permanen untuk pasokan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.
"Pengiriman bantuan melalui udara tidak akan membalikkan kelaparan yang semakin parah. Biayanya mahal, tidak efisien, dan bahkan dapat membunuh warga sipil yang kelaparan," tulis Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, di X, sembari menyebut gelombang kelaparan yang melanda Gaza sebagai buatan manusia, dilansir AFP.
(/ Namira)